Wilujeng Sumping...

Aduh, makasih banget udah mau dateng di blog sederhana ini. Jujur aja, ini blog yang seumur-umur baru gue buat. Jadi, kalo ada salah-salah kate, plis deh dimaapin. Harapan gue, elo betah dan balik lagi.

Gue janji untuk ke depannya (sampe akhir 2009), blog ini gue seriusin dan ada buku2 (bikinan gue tentunya) yang siap gue bagiin bagi yang mau atau bersedia ngebantu gue.

Sekali lagi: makasih, makasih, makasih...

Monday, March 23, 2009

Bab 1.2.

Telpon di kubikal tempat Kinarya bekerja, berbunyi. Sekali, dua kali. Sampai kemudian.
"Halo," cetus Eyya malas ketika gagang telpon menyentuh telinganya.
"Halo, ada telpon pak."

"Dari?" tanyanya pada receptionist yang menelpon.
"Dari Eksceng Fud Singgapur," jawabnya rada medok.
"Oh, Exchange Foods. Siapa orangnya? Mudah-mudahan bukan..."
"Wennie."
Ugh! Eyya mendadak pening mendengar nama itu. Mau komplain apa lagi nih orang, pikirnya.
"Sebel," cetus Eyya.
Biarpun nyaris tanpa suara, ucapan tadi sampai juga ke Mbak Rose, sang receptionist.
"Koq sebel?"
"Iya. Saya nggak suka sama customer yang satu ini. Bawel! Sebentar-sebentar komplain, ngadu ke boss," Eyya setengah curhat.
"Jadi nggak mau, pak?"
"Hhh. Mau lah," tukas Eyya cepat.
"Tadi katanya nggak mau."
"Abis gimana Mbak. Kalo nggak gitu, nanti dia ngadu ke boss. Bisa dapet report jelek di Mid Report Assessment."
"Apa tuh?""Penilaian Karyawan tahunan. Udah deh, tolong disambungin.
"Terdengar suara tuuut panjang dua kali sampai kemudian terdengar suara alto di ujung sana.
"Kinarya?"
"Yap."
"Hi, it's Wennie here."
Tau! Tukas Eyya - dalam hati tentunya.
"Look, I'd like to inform you that me and my other team members will visit your Plant."
"What??!!"
"Within this week."
"What???!!!" Eyya pusing. Dintara belasan customer di luar negeri sono, Wennie adalah customer paling ngeyel yang dia pernah temukan. Tak terbayangkan ketika nanti mereka ketemu. Bisa habis dibantai dirinya karena kalau sampai kesalahan-kesalahan kerjanya diumbar habis-habisan cewek itu.
"We gonna have a meeting your boss."
"Whatttt???!!!"
Jeda lagi. Sampai kemudian Wennie kembali bersuara. "It seems you do not expect the meeting."
"N-n-no. Off course not!" jawab Eyya buru-buru. Saking tergagap, bahasa Inggrisnya sempat berantakan. "Maksud saya, tentu saja saya mengharapkan meeting nanti. Ada beberapa yang perlu dibahas kan?"
"Sure?"
"Sure."
Wennie jelas tidak melihat bahwa pria di ujung telpon sana tengah melipat jari tengah dan telunjuknya. Yap, Eyya berbohong.Lagipula, pikir Eyya, siapa yang suka dengan customer Taiwan satu ini?
Urrrggh!!

***

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger