Wilujeng Sumping...

Aduh, makasih banget udah mau dateng di blog sederhana ini. Jujur aja, ini blog yang seumur-umur baru gue buat. Jadi, kalo ada salah-salah kate, plis deh dimaapin. Harapan gue, elo betah dan balik lagi.

Gue janji untuk ke depannya (sampe akhir 2009), blog ini gue seriusin dan ada buku2 (bikinan gue tentunya) yang siap gue bagiin bagi yang mau atau bersedia ngebantu gue.

Sekali lagi: makasih, makasih, makasih...

Monday, March 23, 2009

Bab 1.3.1.

Keluar ruang rapat, Eyya belum apa-apa udah dikerubungin orang. Ada Kay, Togap, Afif sama Vita. Tanpa nunggu mereka ngomong apa, Eyya sudah tahu lebih dulu apa yang mereka mau sampaikan.

"Gile, keren banget lu semalem."
"Elu ngaku di kantor sibuk-sibuk-sibuk. Nyatanya masih sempat latihan lu ya?"
"Penampilan lu asik. Kontestan lain putus deh kayaknya kalo di-compare sama elu."
"Berikutnya lagu apa neh?"
"Kalo boleh gue minta, berikutnya elu nyanyiin lagu-nya Ello ya? Plis?"
"Peter Pan!"
"Andra and the Backbone!"
"Ungu! Cokelat! Pink atau Biru dongker juga mau."

Eyya cuma senyum-senyum kecil. Bangga juga dia. Sedikit.
Ya.
Kejadian tempo hari ketika dirinya dijebak Ajab mengikuti audisi Vocalist Indonesia 2009 secara mendadak, akhirnya ia ikuti juga. Itupun dirinya hampir ditolak panitia karena tidak menjawab panggilan ketika sudah diultimatum. Tapi dasar Ajab yang memang pintar berkelit, Eyya kemudian bisa juga mengikuti audisi. Audisi yang tanpa disangka-sangka mengantarnya untuk masuk ke babak berikut setelah menyisihkan ribuan peserta. Beruntung lokasi KKTV sebagai penyelanggara acara hanya 1/4 jam berjalankaki dari rumahnya. Akibatnya, ia tidak perlu menyewa tempat kos seperti dilakukan beberapa peserta lain khususnya yang berasal dari luar kota.

Sambil terus berjalan menyusuri lorong gedung, Eyya menjawab sebisanya. "Gue belum tau nanti nyanyi lagu apa. Biasanya panitia yang nyiapin."
"Kapan lagi kamu tampil?" Togap yang tidak pernah ber-elu-gue menimpali.
"Minggu depan lah."
"Butuh dukungan SMS gak?"
"Ya butuh. Tapi gue nggak mau maksain mendongkrak perolehan suara dengan SMS-SMSan."
"Knapa?" cetus Vita.
"Pertama gue bukan orang kaya sehingga nggak sanggup beli pulsa sampe berjut-jut. Dan kedua gue gak mau nodong orang lain buat ngirim kalo tu orang gak mampu."
Terdengar suara 'uuuu' serentak yang bernada mendukung keputusan Eyya.
Mereka berpisah di pertigaan yang membawa Eyya sendiri ke kubikal tempatnya bekerja. Ketika baru saja ia duduk, secarik kertas 'post it' warna kuning menyala menarik perhatiannya. Kertas itu menempel di monitor komputer.
Isi pesannya singkat saja. Ada pesan telpon dari adiknya.
Setelah memeriksa jadwal tugas dan yakin bahwa tidak ada yang urgent, ia meraih gagang telpon.
Selang setengah menit kemudian terdengar suara dari ujung sana. Suara Fitri adiknya. Penderita Autis yang menjadi motivator perjuangan hidup dirinya dan juga ayahnya selama ini.
"Halo Cinta."

***




No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger